Nostalgia Bersama: Pameran Budaya IDKS 2024 Hidupkan Kembali Permainan Tradisional

Sebuah pameran yang menghidupkan kembali kenangan masa kecil telah sukses digelar di Halaman Conversation Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada Hari Selasa, 28 Mei 2024. Pameran Budaya IDKS 2024, yang mengusung tema "Permainan Tradisional", berhasil menarik banyak pengunjung terutama orang luar negeri yang mengikuti ICONICS UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Terdapat 12 permainan yang dipamerkan. Dari kapal otok-otok yang mengingatkan pada suara riuh anak-anak di tepian sungai, bakiak yang sering dijadikan ajang perlombaan agustusan, jemparingan yang bisa dikatakan olahraga panahan, watu gatheng yang mirip seperti permainan bekel, serta pasaran yang merupakan permainan masak-masakan. Selain itu ada juga sejenis permainan papan seperti cuki, dakon, dan bas-basan. Yang banyak menarik perhatian pengunjung adalah stand rangku alu, egrang, dan pletokan yang bisa dimainkan secara langsung oleh para pengunjung. Tidak lupa ada barongan mungkin sudah jarang terlihat di kehidupan modern. setiap stand permainan tradisional memunculkan kegembiraan dan perasaan nostalgia tersendiri.

Menurut wawancara dari ketua panitia Pameran Budaya IDKS 2024 yaitu Zulfikar Ibrahim, Tema permainan tradisional ini dipilih karena pada zaman saat ini banyak Gen Z yang hanya bermain HP dan jarang berminat untuk bermainan permainan tradisional. Untuk membangkitkan semangat dan motivasi dalam menjaga budaya kita melalui pameran dengan tema permainan tradisional ini dipilih. Selain itu, karena bertepatan dengan ICONICS UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, maka tema ini dipilih memperkenalkan berbagai macam permainan tradisional yang ada di Indonesia. Untuk persiapan menggabungkan panitia ICONICS UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta , prodi, dan panitia Pameran Budaya IDKS 2024 untuk lebih menjalin komunikasi. “Dengan keterbatasan waktu yang ada alhamdulillah acara Pameran Budaya IDKS 2024 ini dapat berjalan dengan lancar”, ujar Ibrahim. Dia berharap agar pengunjung dapat bersenang-senang dan menikmati Pameran Budaya IDKS 2024.

Menurut Dra. Labibah, MLIS selaku dosen pengampu Mata Kuliah Informasi Dalam Konteks Sosial sekaligus Kepala Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, mengatakan bahwa dengan adanya pameran ini diharapkan para mahasiswa ilmu perpustakaan dapat mengimplementasikan tacit knowledge mereka. Setiap kebudayaan seperti permainan tradisional ini memilki nilai sejarah tersendiri dan hanya dapat ditemukan informasi validnya dari para sesepuh sehingga mahasiswa dapat belajar untuk mengimplementasikan tacit knowledge dari para sesepuh dan mempresentasikan dalam Pameran Budaya IDKS 2024. “Saya selalu meminta mereka untuk mewawancarai secara langsung kepada para sesepuh untuk mendapatkan informasinya, dan saya tidak mengizinkan mencari informasi melalui media internet atau google”, ujar beliau. Selain itu mereka juga belajar untuk memanajemen waktu, memanajemen keuangan untuk mempersiapkan pameran ini, berkomunikasi dengan teman sekelompokknya dan para sesepuh yang memberikan informasi. Beliau juga mengatakan bahwa dengan adanya Pameran Budaya IDKS 2024, dapat melestarikan kebudayaan di negara Indonesia ini.

Para pengunjung dapat merasakan langsung dan mengetahui sejarah adanya permainan tradisional yang dipamerkan. "Festival ini sangat meriah. Saya merasa seperti kembali ke masa lalu, kalau di negara kami jarang ada festival seperti ini. Dan melihat barongan itu saya membayangkan naga yang menari-nari," ujar Mr. Harun dari Turki yang merupakan salah satu pengunjung Pameran Budaya IDKS 2024 . Ini bukti sebagai perjalanan nostalgia yang tak hanya menyenangkan tetapi juga mendidik generasi kita yang kebanyakan masa kecilnya tidak lagi merasakan permainan traditional tersebut. Selain itu, budaya kita juga dapat dikenal luas oleh orang luar negeri.

Acara Pameran Budaya IDKS 2024 berjalan dengan sukses dan berhasil mengajak pengunjung untuk melangkah ke masa lalu, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan budaya dan tradisi, baik secara tertulis maupun pengalaman langsung sehingga budaya dan tradisi bangsa Indonesia tidak tersingkirkan oleh perkembangan zaman dan kemajuan teknologi.

Penulis: Woroayu Fitrianingrum (wafn) dan Athallah Akmal Baihaqi (AKB)