Bilqis Febriani, Mahasiswi Ilmu Perpustakaan Raih Juara Puitisasi Terjemah Al-Qur’an Kabupaten Cirebon
.jpg)
Bilqis Febriani
IP.UIN-SUKA.AC.ID-Salah satu mahasiswi prodi Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berhasil meraih juara pertama pada ajang lomba Puitisasi Terjemah Al-Qur'an yang diadakan oleh Badan Koordinasi Majlis Ta'lim Masjid-Dewan Masjid Indonesia (BKMM-DMI) Kabupaten Cirebon. Ia adalah Bilqis Febriani Berlian, mahasiswi semester 5yang ditunjuk sebagai peserta perwakilan dari Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
BKMM-DMI Kabupaten Cirebon sendiri mengadakan dua perlombaan, yaitu Lomba Sholawat dan Lomba Puitisasi Terjemah Al-Qur'an. Lomba tersebut dilakukan secara daring hingga tahap pengumpulan secara kolektif oleh ketua Pimpinan Cabang NU setiap kecamatan di Kabupaten Cirebon. Sementara pengumuman juara diumumkan secara luring (tatap muka) di gedung PCNU Sumber yang dirangkaikan dengan kegiatan penyuluhan kesehatan dengan tema "BKMM Bersama Masyarakat Kabupaten Cirebon, Mencegah Anemia dan Overweight Pada Ibu-ibu Serta Menanggulangi Stunting ada Balita".
Awalnya, Bilqis menolak mengikuti perlombaan ini mengingat waktu persiapan yang sedikit karena terlambat mendapatkan info. Namun berkat dukungan yang diberikan keluarganya terutama ibu dari Bilqis yang selalu meyakinkannya untuk mau mengikuti lomba, akhirnya ia menyanggupi dan mau mengikuti perlombaan tersebut.
“Saya benar-benar tidak menyangka sama sekali dengan hasil akhirnya” tutur Bilqis. Ia tidak menyangka bahwa dengan persiapan dan latihan di waktu yang begitu mepet dan mendadak, ia bisa meraih juara 1 cabang lomba Puitisasi Terjemah Al-Qur'an. Bukan tanpa tantangan, ia banyak melawati kesulitan saat mempersiapkan lomba, contohnya saat mengambil video banyak gangguan seperti suara-suara bising dan lain sebagainya. Proses perekaman video juga dilakukan berulang-ulang karena ada beberapa kesalahan ketika ia membacakan puisi.
Perempuan kelahiran 2000 ini pun memiliki prinsipnya tersendiri dalam mengikuti perlombaan, “yang terpenting adalah berusaha semaksimal mungkin, lakukan yg terbaik, totalitas dan banyak berlatih. Jangan lelah untuk terus mencoba. Gagal, coba lagi, gagal, ya harus coba lagi”, katanya.
Ia menganggap kegagalan bukanlah alasan untuk berhenti mencoba. Terbukti ia juga pernah mengikuti lomba baca puisi secara daring selama pandemi, tetapi belum bisa memenangkannya. Dari pengalaman itu, ia belajar supaya kedepannya jauh lebih baik lagi dalam mengikuti perlombaan. (Nun/rin)