Istiqomah Tekuni Hobi, Mahasiswi Ilmu Perpustakaan UIN Suka Berhasil Menjuarai Lomba Menulis Esai di Universitas Atmajaya Yogyakarta

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” (Pramoedya Ananta Toer)

IP.UIN-SUKA.AC.ID | Kalimat itu yang menjadi pendongkrak Lisa untuk terus menekuni hobinya, yakni menulis. Siti Nurkhalishah nama lengkapnya. Dia berasal dari Bangkalan, salah satu kabupaten di Jawa Timur yang berada di Pulau Garam, Madura. Dia tidak serta merta menjadikan menulis sebagai hobi, melainkan ada sebabnya. Saat berada di kelas 12 MAN, seorang guru Bahasa Indonesia memberikan tugas membuat cerpen dan novel yang harus ditulis di Wattpad. Hal ini yang membuatnya mau tidak mau mencari ide untuk dapat dituliskan. Ini juga lah yang menjadikannya terbiasa menulis saat masuk ke jenjang perkuliahan.

Saat berkuliah di program studi (prodi) Ilmu Perpustakaan (IP), dia sering ditugaskan untuk membuat karya tulis berupa resensi, ringkasan, opini, dan esai. Ini merupakan jenis tulisan yang harus mempunyai nuansa ilmiah dan tidak sembarangan, berbeda dengan fiksi. Tentu saja untuk membuat karya tulis diperlukan pengetahuan yang cukup untuk dapat dituangkan. Membaca jurnal, artikel, dan berita adalah modal yang penting. Sebelum mencoba perlombaan menulis esai, awalnya Lisa sering kesulitan saat hendak membuat tulisan ilmiah. Namun, untuk menyiasati itu ia sering mencontoh Google bagaimana struktur dan tahapan menulis yang baik. Ia juga aktif mengikuti webinar kepenulisan baik yang diselenggarakan oleh internal UIN Suka maupun eksternal.

Menurutnya, webinar kepenulisan ibarat mendengarkan materi dari dosen di kelas, mencoba menulis merupakan latihan, sedangkan ikut lomba menjadi sebuah ujian. Bedanya, gagal ujian dalam hal ini bukan berarti gagal berproses, namun hanya diperlukan ujian kedua, ketiga, dan seterusnya. Lisa mulai aktif ikut perlombaan pada saat semester 3. Lomba menulis esai yang diadakan oleh perpustakaan Universitas Atmajaya Yogyakarta (UAJY) ini merupakan perlombaan keempat yang pernah diikutinya. Ketiga lomba sebelumnya belum ia menangkan. Lomba ini dilaksanakan pada 10 Agustus hingga 18 September 2021. Kemudian diumumkan pada 25 September 2021, berbarengan dengan Dies Natalis ke-56 UAJY.

Lomba ini mengangkat tema “Inovasi dan Kreasi Perpustakaan dalam Meningkatkan Layanan di Masa Era Baru”. Di kali keempat perlombaan yang Lisa ikuti ini dia sama sekali tidak berekspektasi mendapat juara, dia hanya berharap agar inovasi yang digagas bisa menjadi solusi permasalahan perpustakaan di masa pandemi maupun pasca pandemi. Judul yang dipakai ialah “Adopsi Layanan Pesan Antar Makanan Online Pada Layanan Sirkulasi Perpustakaan”. Ia mendapat ide tersebut dari kehidupan sehar-hari masyarakat di lingkungannya yang sering mengandalkan aplikasi pesan antar makanan—yang ternyata memudahkan. Setelah ide dia dapatkan, berlanjutlah pada tahapan penulisan berikutnya yakni brainstorming, membaca rujukan, membuat outline, dan penulisan.

“Tahapan menulis sebenarnya tidak saya wajibkan seperti ini pada diri sendiri, hanya tergantung situasi dan kondisi saja. Karena kadang ide bisa didapatkan melalui membaca, bukan mengamati lingkungan sekitar, jadi menurut saya memulai tulisan dari tahap mana saja itu sama.”, kata mahasiswi kelahiran Kota Santri itu. Ia juga menceritakan motivasinya dalam mengikuti lomba menulis esai. Menurutnya, ada banyak hal yang bisa diperoleh dengan mengikuti lomba tersebut yang perlu dijadikan motivasi, seperti mempelajari ilmu baru dan melatih mental. Setelah beberapa kali berlaga namun belum ditakdirkan untuk menang, ia merasa bahwa kemenangan bukan hal yang utama, melainkan hanya bonus saja. Sedangkan kekalahan merupakan sebuah persimpangan yang akan membawa pada jalan baru.

Di lomba yang keempat ini, ia berhasil mendapatkan juara harapan 2 tingkat umum. Lisa mendapatkan sertifikat juara, uang penghargaan, dan pemuatan tulisan di Wahana Informasi Perpustakaan UAJY (WIPA). “Alhamdulillah ditakdirkan juara, tapi bukan berarti tulisan saya sudah bagus. Masih harus belajar dan berlatih lebih banyak lagi supaya tulisan tidak hanya juara, tetapi juga berdampak buat masyarakat luas.”, tuturnya menutup wawancara melalui media online. [Lis]