Isna Windi Astari, Mahasiswi Ilmu Perpustakaan Raih Beasiswa Djarum

IP.UIN-SUKA.AC.ID-Beasiswa memang menjadi incaran para mahasiswa karena dapat meringankan biaya SPP dan bisa digunakan untuk keperluan lain selama perkuliahan. Isna Windi Astari, mahasiswi Semester V Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga ini berhasil lolos seleksi Program Djarum Beasiswa Plus 2020/2021 yang diinisasi oleh Djarum Foundation. Seleksi ini merupakan pintu masuk bagi para mahasiswa berprestasi dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia untuk memperoleh beasiswa berupa dana beasiswa dan rangkaian pelatihan keterampilan lunak (soft skills) selama satu tahun penuh.

Isna, begitu sapaan akrabnya, berhasil melewati seluruh tahapan seleksi yaitu seleksi berkas atau administrasi, tes tulis, dan wawancara. Gadis manis berzodiak Sagitarius ini bercita-cita menjadi pengusaha. Sejak SMA, dia memang bertekad menjadi beswan (sebutan bagi peraih program Djarum Beasiswa Plus) sehingga ia aktif mengikuti platform sponsorship dan mengikuti perkembangan medsosnya. Isna yang asli Kradenan, Imogiri, Bantul ini menjelaskan bahwa selama pandemi, seluruh rangkaian seleksi dilakukan secara daring dari rumah masing-masing pendaftar beasiswa. “Dimulai dari tahapan berkas seleksi administrasi, jadi mahasiswa ingin mendaftar itu harus mengunjungi website Djarum, terus menjawab beberapa pertanyaan di situ. Setelah itu kemudian dicetak dan nanti dilengkapi dengan beberapa berkas lain seperti pas foto terbaru, kartu mahasiswa, transkrip nilai, dan bukti keaktifan organisasi. Setelah lengkap, berkasnya dikirim ke panitia seleksi pendaftaran melaui pos,” jelasnya.

Sistem seleksi beasiswa ini melakukan sistem gugur. Jika pendaftar tidak lolos pada tahap administrasi maka tidak dapat mengikuti tahap berikutnya. Seleksi berkas atau administrasi pada tahap awal merupakan tahap untuk menyaring seluruh pendaftar yang memenuhi persyaratan guna melanjutkan pada proses berikutnya. Kemudian, seluruh peserta yang lolos wajib mengikuti ujian tulis dengan materi berupa Tes Potensi Akademik (TPA) dan psikotes secara online dengan mengaktifkan kamera sekaligus mengaktifkan aplikasi tesdf.com, sehingga terpantau proses pelaksanaan seleksi dan transparansinya. Tahap terakhir apabila lolos pada dua tahap tersebut adalah wawancara online dengan pihak foundation menggunakan platform microsoft teams. Kurang lebih selama 1.5 bulan Isna menunggu pengumuman kelulusan ini, dia sempat pesimis karena sebelumnya sering gagal mengikuti seleksi berbagai program beasiswa, dan akhirnya perjuangannya berhasil menyisihkan sekian banyak mahasiswa dari seluruh penjuru di Indonesia. Isna berpesan kepada teman-teman, “Harus sering-sering explore tentang diri kita (pahami apa yang kita suka, dan tekuni) ikut konferensi atau lomba, atau nulis entah itu buku/cerpen/artikel untuk ngebooster pengalaman. Dan menurutnya ketika hobi/kesukaan itu bertentangan dengan jurusan bukan menjadi masalah dan harus tetap ditekuni. Sebelum mengakhiri wawancara, Isna mengatakan, semoga dia bisa jadi inspirasi untuk teman teman di Prodi Ilmu Perpustakaan, bahwa jurusan ini juga mampu melahirkan generasi-generasi yang mampu bersaing di luar. Jangan pernah berhenti mencoba, apapun itu. Jangan pernah takut gagal, karena berhasil juga tidak akan mungkin terjadi kalau kita tidak pernah mencoba. Jangan minder juga dengan teman teman dari jurusan ataupun kampus terkemuka, harus buktikan bahwa ilmu perpustakaan bisa bersaing. Demikian reportase tim website IP dengan Isna Windi Astari. (Nis,Arin,Mustari)