Ngobrol Kajian LIS Bareng Putu Laxman Pendit

Ngobrol Kajian LIS Bareng Putu Laxman Pendit
IP.UIN-SUKA.AC.ID -Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga pada hari Kamis, 29 April 2021, pukul 12.00-15.30 mengadakan diskusi secara daring melalui zoom meeting bagi intern dosen-dosen Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan mendatangkan pakar perpustakaan, Putu Laxman Pendit Ph.D yang kini berdomisili di Australia.
Acara ini dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Dr. Muhammad Wildan, M.A. Beliau memberikan sambutan sekaligus memberi masukan yang relevan di bidang Ilmu Perpustakaan. Diskusi ini dilakukan berkaitan dengan rencana pembuatan roadmap penelitian prodi oleh tim penelitian Prodi Ilmu Perpustakaan. Dengan mendatangkan narasumber yang pakar dalam bidang Library and Information Science (LIS), diharapkan mampu memberikan masukan serta wawasan mengenai kajian-kajian LIS yang bisa dikembangkan hingga 20 tahun mendatang. Roadmap ini diharapkan bersifat futuristik dan bisa digunakan jangka panjang, sehingga Prodi Ilmu Perpustakaan bisa lebih fokus merancang konsep peta penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang sesuai dengan mazhab dan jati diri Prodi.
Diskusi berjalan menarik karena materi yang disampaikan oleh Putu Laxman selalu up to date dalam merespon dan memberikan solusi terhadap isu-isu mutakhir di bidang LIS. Pada diskusi kali ini beliau memaparkan bahwa jika berbicara mengenai penelitian harus dilaksanakan sebagai kegiatan yang terorganisir dan tersusun rapi secara admisnitratif agar mudah dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Salah satunya dengan dimulainya pembuatan roadmap penelitian. Hal yang medasar dari pembuatan roadmap penelitian dalam kajian Ilmu perpustakaan dan informasi adalah bagaimana roadmap itu mampu mengantar kita pada aliran baru yang lebih visioner. Putu Laxman Pendit juga menyebutkan bahwa mazhab baru (school of thought) atau paradigma ilmu yang ditentukan harus mampu mengakomodir bahasan mengenai apa yang diteliti, bagaimana menelitinya, dan untuk apa hasilnya. Dalam kajian filsafat kegiatan ini biasa disebut dengan ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Kemudian paradigma tersebut dapat dituangkan dalam bentuk proyek-proyek penelitian berupa practical thought. Ia menambahkan bahwa manfaat penelitian di bidang Ilmu Perpustakaan terkadang tidak bisa dirasakan langsung karena perlu diperantarai oleh practical think. Hal ini dikarenakan dari awal tradisi adanya Ilmu Perpustakaan dipersiapkan untuk mendidik orang-orang profesional, sehingga ukuran keberhasilannya adalah berdasarkan seberapa manfaat profesi perpustakaan tersebut bagi masyarakat. (nis/rin)